Karawang, 07 April 2022, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) adalah satu-satunya Institusi pemerintah bidang pertanian yang mengeluarkan angka prakiraan luas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) di Indonesia, hari ini kembali menggelar acara Evaluasi dan Peramalan OPT Tanaman Pangan.
Adapun sasaran peramalan untuk saat ini meliputi 3 komoditas tanaman pangan utama, yaitu padi, jagung, dan kedelai, dengan OPT yang diramalkan yaitu: Wereng Batang Coklat (WBC), Penggerek Batang Padi (PBP), Tikus, Hawar Daun Bakteri (HDB/kresek), Blas, dan Tungro semua OPT yang tersebut biasa menyerang pada tanaman padi, sedangkan OPT yang menyerang jagung adalah Ulat Grayak jenis Litura dan frugiperda, tikus, lalat bibit, Hawar Daun Jagung (HDJ), Penggerek Tongkol, dan bulai, dan OPT pada kedelai yaitu: ulat grayak, ulat penggulung daun, lalat kacang, penggerek polong, ulat jengkal, dan tikus
Membuka acara Kepala BBPOPT Enie Tauruslina, menyampaikan bahwa Momen ini diharapkan dapat dijadikan ajang tukar pikiran dan memperoleh kesepahaman tentang pemanfaatan informasi prakiraan serangan OPT Tanaman Pangan khususnya padi, jagung dan kedelai, sehingga terbentuk jaringan informasi peramalan OPT dan kerjasama yang semakin kuat antar instansi baik di pusat maupun daerah
Menurut Enie fungsi peramalan OPT sangat penting dalam sistem budidaya tanaman, karena menyangkut pengambilan keputusan suatu tindakan kedepan, sehingga kita akan mempunyai kesiapan dalam menghadapi kemungkinan OPT yang akan menyerang, Enie mencontohkan ketika kita mendapati angka ramalan cenderung tinggi pada tikus, maka petugas atau petani penerima informasi akan bersegera mengantisipasi serangan tikus dengan cara mengadakan gropyokan pada fase pratanam, pengemposan pada lubang aktif / sarang tikus, sanitasi lingkungan dan tindakan lain yang akan menekan serangan tikus, sehingga ketika musim tanam di mulai maka akan bebas dari serangan tikus atau minimal serangannya rendah, tutur Enie
Dalam lanjutan pemaparannya Ia mengatakan bahwa arah kebijakan pertanian saat ini adalah maju mandiri dan modern. Arah tersebut menjadi pedoman bertindak cerdas, tepat dan cepat. Kementerian Pertanian sendiri telah merancang 5 cara bertindak untuk mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan nilai tambah serta ekspor komoditas pertanian. Lima cara bertindak tersebut adalah 1) Peningkatan kapasitas produksi; 2) Diversifikasi pangan lokal; 3) Penguatan cadangan dan logistik pangan; 4) Pengembangan pertanian modern dan 5) Gerakan tiga kali ekspor (gratieks).
Enie menutup sesi sambutan dengan mengajak seluruh peserta pertemuan untuk mensukseskan program unggulan kementan yaitu Indeks Pertanaman 400 atau lebih dikenal dengan IP400. Mari kita jaga dan kawal IP 400 dengan menekankan prinsip PHT. POPT mengarahkan petani agar mengedepankan langkah-langkah pengendalian secara preemptif yang ramah lingkungan menggunakan agen pengendali hayati (APH) dan pestisida nabati. Penggunaan bahan pengendali kimia harus dijadikan sebagai pilihan terakhir dan dilakukan secara bijaksana. Pengamatan OPT harus dijadikan dasar dalam rekomendasi pengendalian OPT, ajak Enie
Direktur Perlindungan Takdir Mulyadi yang hadir langsung dan ambil bagian dalam acara turut mendukung penuh kegiatan workshop Evaluasi dan Peramalan, Ia berharap acara ini bukan hanya sekedar penyampaian informasi mengenai OPT akan tetapi lebih jauh menjadi ajang silaturahim dan tukar pikiran antar para peserta yang datang dari seluruh penjuru daerah
Menurut Takdir POPT adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan semua yang terkait dengan peramalan, sebab peramalan ini sumber datanya berasal dari POPT, apabila data yang dikumpulkan baik maka hasilnya pun akan baik, sebaliknya jika datanya tidak valid maka hasilnya pun akan invalid Dalam kesempatan tersebut tak lupa Takdir memberikan semangat untuk para petugas agar jangan berkecil hati menghadapi tantangan dalam bidang pertanian khususnya OPT, sebab bila kita bersungguh-sungguh dalam bekerja maka permasalahan sesulit apapun akan bisa tuntas, tutup Takdir