loader

Studi Biologi dan Morfometri Ulat Grayak Spodoptera frugiperda di Laboratorium BBPOPT

  • 27/07/2023 11:19:26
  • By : Administrator
  • 2693
Studi Biologi dan Morfometri Ulat Grayak Spodoptera frugiperda di Laboratorium BBPOPT

Ulat grayak Spodoptera frugiperda (J.E Smith) menjadi hama yang sangat merusak tanaman jagung di seluruh dunia. Ulat grayak ini pertama sekali dilaporkan menyerang tanaman jagung di Sumatera Barat pada tahun 2019 dan hingga pada saat ini, serangan ulat grayak dilaporkan sudah menyerang tanaman jagung  di 32 provinsi (BBPOPT 2020, unpublished). Hama yang transboundary ini memiliki banyak kemapuan yang membantu untuk tetap bertahan ketika sudah menginvasi suatu wilayah seperti kemampuan terbang yang sangat jauh dengan bantuan angin (mencapai 100 km/malam), memiliki cakupan tanaman inang yang cukup luas serta kemapuan reproduksi yang tinggi.

Keberhasilan dalam pengelolaan ulat grayak ini tentunya tidak lepas dari pengenalan bioekologi hama tersebut tepat. Pada tanggal 28 Juni 2019, serangan ulat grayak S. frugiperda untuk pertama sekali ditemukan di Kecamatan Bungursari, Purwakarta dan Kecamatan Dawuan, Subang, Jawa Barat (BBPOPT, 2019). Sejak ditemukannya serangan ulat grayak S. frugiperda di Jawa Barat, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) mulai melakukan kajian terhadap ulat grayak S. frugiperda di antaranya kajian biologi (siklus hidup, karakteristik morfologi dan morfometri) dari hama ini.  

S. frugiperda yang dikaji berasal dari kelompok telur S. frugiperda pada tanaman jagung di Kec. Bungursari, Purwakarta pada bulan September 2019. Kelompok telur yang ditemukan dari lapangan dibawa ke laboratorium dan diletakkan pada tanaman jagung muda berumur 2-3 minggu hingga menetas. Rearing ulat grayak S. frugiperda menggunakan daun jagung yang muda dan dimasukkan ke dalam boks plastik yang disimpan pada suhu ruang. Pengukuran morfometri larva S. frugiperda menggunakan miksroskop  Olympus SZ61 dengan software analysis. Studi ini dilakukan di Laboratorium Vapor Heat Treatment (VHT), Balai Besar Peralaman Organisme Penggangu Tumbuhan.

Telur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus hidup S. frugiperda dari telur hingga dewasa sekitar 31.08 ± 2.03 hari dengan kisaran antara 22-40 hari (Tabel 1). Telur ulat grayak S. frugiperda diletakkan pada daun jagung yang masih muda secara berkelompok. Telur berbentuk bulat dan umumnya ditutupi dengan rambut halus yang berasal dari abdomen ngengat betina (Gambar 1). Pada pengujian di laboratorium, telur menetas setelah 2 hari.

Larva

Stadia larva berkisar antara 14.52 ± 1.11 hari. Larva S. frugiperda terdiri dari 6 instar dimana setiap instar memiliki ukuran panjang larva yang berbeda (Gambar 2). Larva mengalami 5 kali pergantian kulit dengan ukuran kapsul kepala yang sangat berbeda untuk setiap instarnya (Tabel 2). Larva S. frugiperda memiliki beberapa karakter yang membedakannya dari spesies Spodoptera lainnya yaitu terdapat corak huruf “Y” terbalik pada bagian kepala, terdapat 4 buah bintik hitam yang besar (pinacula) pada abdomen ruas ke- 8,  terdapat 3 garis berwarna hijau kekuningan pada bagian tubuh yaitu satu pada bagian dorsal dan lainnya pada sub dorsal, serta memiliki garis tebal seperti pita berwarna coklat pada lateral tubuh.

Pupa

Pupa berwarna coklat dengan kremaster lurus. Pupa jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan jarak antara anal slot dan alat kelamin. Pupa betina dicirikan dengan jarak anal slot dan kelamin yang lebih panjang dari pupa jantan (Gambar 4).

Imago

Stadia imago berkisar antara 5.76 ± 1. 88 hari. Imago jantan dan betina dapat dibedakan dengan karakter pada sayap depan (Gambar 5 ). Pada sayap depan serangga dewasa jantan S. frugiperda terdapat spot berbentuk oval dan bercak seperti ginjal serta garis hitam seperti jam pasir pada ujung sayap.

Referensi

Montezano DG, Specht A, Sosa-Gomez DR, Roque-Specht VF, Sousa-Silva JC, Paula-Moraes SV, Peterson JA dan  Hunt TE. 2018. Host plants of Spodoptera frugiperda (Lepidoptera: Noctuidae) in the Americas. African Entomology. 26(2):286-300.

Sartiami D, Dadang, Harahap IS, Kusumah YM dan  Anwar R. 2020. First record of fall armyworm (Spodoptera frugiperda) in Indonesia and its occurence in three provinces. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 468(012021).

Westbrook JK, Nagoshi RN, Meagher RL, Fleischer SJ dan  Jairam S. 2016. Modeling seasonal migration of fall armyworm moths. International Journal of Biometeorology. 60:255–267.

Willing Bagariang, SP, M.Si (POPT Muda BBPOPT)