Karawang, 4 Maret 2025 — Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) menyelenggarakan kegiatan In House Training (IHT) bertajuk “Pengendalian Burung untuk Perlindungan Tanaman Pertanian” pada 3-4 Maret 2025. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya petugas dalam mengatasi serangan burung yang kerap merugikan produksi pertanian.
Dalam sambutannya, Kepala BBPOPT Yuris Tiyanto, mengatakan pelatihan ini sejalan dengan program prioritas Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan dan swasembada melalui peningkatan produksi dan menekan kehilangan hasil panen akibat OPT.
"Menteri Pertanian, Bapak Amran, telah berpesan agar seluruh instansi dan petugas di bawahnya bekerja keras mewujudkan swasembada pangan. Tidak ada kata leha-leha; semua pihak harus berperan aktif dan memberikan kontribusi nyata. Pun demikian Pak Yudi selaku Dirjen TP, juga sering mengingatkan saya untuk mengawal produksi guna mencapai swasembada, peran petugas sangat dibutuhkan, kita butuh petugas yang cakap dalam mengatasi masalah di lapangan, nah untuk itulah IHT kita laksanakan"
“Untuk IHT kali ini kita fokus pada pengendalian hama burung. Burung merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang kerap diabaikan dan tidak masuk dalam kategori hama utama, padahal kerugian yang ditimbulkannya signifikan. “Burung seperti pipit (emprit), Bondol haji dan sejenisnya dapat menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi bahkan pada satu titik bisa menyebabkan gagal panen”, ungkapnya.
Ia melanjutkan, “BBPOPT selalu tanggap dengan masalah OPT di lapangan termasuk burung, yang akhir-akhir ini menjadi momok bagi para petani disejumlah daerah, kami merespon isu kekinian dan berkomitmen untuk memberikan solusi berbasis teknologi dan ekologi agar kerugian petani bisa diminimalisir,” tandasnya dengan penuh semangat.
Selama dua hari, peserta dilatih mengenai teknik pengendalian burung yang efektif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Materi mencakup pemahaman perilaku burung, penggunaan alat perangkap, hingga pemanfaatan teknologi modern seperti drone dan sistem pengusir ultrasonik.
Peserta juga diajak simulasi lapangan untuk mempraktikkan pembuatan perangkap burung sederhana menggunakan sempritan dan jaring yang telah terbukti efektif mengendalikan hama burung.” saat ini kami sedang praktik membuat perangkap burung dengan bahan dan alat sederhana yang mudah didapat, kita cuma perlu jaring, sempritan dan tiang bambu, hasilnya alhamdulillah baru sebentar saja sudah puluhan burung yang tertangkap” bebernya
Menutup sesi Yuris menyampaikan, ”Sebagai institusi di bawah Kementerian Pertanian, BBPOPT berperan dalam mengembangkan metode pengendalian OPT, termasuk burung. Kami selalu mengedepankan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan sehingga berusaha merancang strategi terintegrasi yang melibatkan aspek ekologis maupun teknis, serta partisipasi masyarakat tentunya” tutup Yuris.