Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu

GELAR RAKOR LTT PADI PROVINSI BANTEN FOKUS PADA PENINGKATAN PRODUKSI, PENGENDALIAN OPT DAN MITIGASI DAMPAK EL NINO

  • 30/08/2024 17:10:00
  • By : Admin BBPOPT
  • 484
GELAR RAKOR LTT PADI PROVINSI BANTEN FOKUS PADA PENINGKATAN PRODUKSI, PENGENDALIAN OPT DAN MITIGASI DAMPAK EL NINO

Serang, 30 Agustus 2024 – Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) menggelar Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam (LTT) Padi di Provinsi Banten. Rapat ini dihadiri oleh Kepala BBPOPT, Yuris Tiyanto, Kepala Dinas Pertanian Banten, Agus M Tauhid, dan sejumlah pejabat pertanian lainnya. Fokus utama rapat adalah meningkatkan produksi padi, Pengendalian OPT serta mengantisipasi dampak El Nino yang saat ini dirasakan di berbagai daerah di Indonesia.

 

 

Dalam sambutannya, Yuris Tiyanto menegaskan pentingnya peningkatan produksi pangan, terutama padi, guna menjamin ketersediaan beras nasional. Ia menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian terus mendorong berbagai program strategis, termasuk Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP). Target produksi beras nasional pada tahun 2024 ditetapkan sebesar 32 juta ton. Untuk mencapai target tersebut, berbagai langkah akselerasi dilakukan, termasuk peningkatan indeks pertanaman (IP) dan perluasan areal tanam (PAT).

 

Namun, Yuris juga mengakui bahwa realisasi luas tanam padi di Provinsi Banten sampai dengan 28 Agustus 2024 masih belum mencapai target.

 

"Kami percaya seluruh pihak akan bekerja keras dalam mencapai target luas tambah tanam. Kami memberikan apresiasi kepada Dinas Pertanian Provinsi, Kabupaten, dan semua pihak yang telah berupaya keras untuk mensukseskan program LTT ini," ujar Yuris.

 

Rapat ini juga menyoroti dampak El Nino yang masih terasa di beberapa wilayah Banten. Yuris mengingatkan bahwa meskipun beberapa daerah sudah mulai turun hujan, masih banyak wilayah yang mengalami kekeringan. Oleh karena itu, seluruh jajaran pertanian diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan melakukan mitigasi terhadap kondisi ini untuk mengantisipasi penurunan produksi pangan.

 

 

Salah satu upaya mitigasi yang dilakukan adalah melalui Penambahan Areal Tanam dengan bantuan pompanisasi. Data yang disampaikan menunjukkan bahwa hingga 28 Agustus 2024, Provinsi Banten telah menerima 2.216 unit pompa dari usulan 2.239 unit. Dari jumlah tersebut, 1.459 unit sudah termanfaatkan, yang mencakup luas tanam sebesar 53.046,07 hektar.

 

Selain itu, dampak El Nino juga meningkatkan risiko serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Dedi Darmadi, POPT Madya BBPOPT, melaporkan bahwa Gerakan Pengendalian (Gerdal) OPT Wereng Batang Coklat (WBC) telah dilakukan di beberapa wilayah, termasuk di Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Pengendalian ini berhasil menurunkan populasi WBC secara signifikan, di desa Bojong kecamatan Bojong kabupaten Pandeglang tingkat efektivitas mencapai 98%, dari yang semula populasi WBC lebih dari 100 ekor per rumpun turun drastis menjadi 2 ekor per rumpun.

 

“Ini merupakan hasil yang positif, namun kita jangan sampai lengah, upaya pengendalian OPT perlu terus ditingkatkan agar tidak terjadi ledakan populasi hama yang dapat merusak tanaman padi dalam skala luas”, himbau Dedi.

 

 

Agus M Tauhid, Kepala Dinas Pertanian Banten, menyatakan bahwa kehadiran Yuris Tiyanto pada rapat ini sangat tepat mengingat Banten saat ini menghadapi ancaman WBC dan kekeringan. Agus juga menegaskan pentingnya kolaborasi antar pihak dalam menghadapi tantangan-tantangan ini.

 

"Ini bulan yang krusial. Kami harap semua pihak, dari pemerintah hingga petani, bisa bekerja lebih keras lagi. Tahun depan, kami juga akan mengadakan demplot pertanian sehat untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian di Banten," ujar Agus.

 

Rapat ini diakhiri dengan kesepakatan dan harapan bahwa seluruh pihak terkait dapat menuntaskan LTT serta terus bekerja sama dan berinovasi dalam mengatasi tantangan-tantangan yang ada, guna mencapai target produksi padi yang telah ditetapkan.

 

Sebelumnya Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendorong gerakan percepatan luas tambah tanam (LTT) dan Pompanisasi sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi pangan di tengah situasi yang tidak menguntungkan seperti Elnino, senada dengan Mentan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Yudi Sastro mengapresiasi kesepakatan yang dihasilkan dari Rakor LTT tersebut.

 

“Kolaborasi yang kuat antara Kementerian Pertanian dan daerah sangat penting untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian, termasuk masalah OPT dan perubahan iklim”, tutupnya.