Karawang, 13 Mei 2024 - Pada hari ini, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) menerima kunjungan penting dari Wakil ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Sjariefuddin Hasan beserta rombongan, yang disambut baik oleh Kepala BBPOPT, Yuris Tiyanto. Kunjungan ini memberikan kesempatan untuk membahas berbagai aspek penting terkait pertanian dan ekspor, khususnya terkait peluang ekspor mangga Indonesia ke Jepang.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala BBPOPT Yuris Tiyanto menjelaskan tugas dan fungsi BBPOPT yang meliputi pengamatan, peramalan, dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), serta menjadi rujukan perlindungan tanaman pangan dan hortikultura. Salah satu pencapaian penting BBPOPT adalah pengembangan aplikasi Sistem Informasi Forecasting OPT Nasional (Si-FORTUNA), yang menjadi early warning system untuk serangan OPT secara nasional.
Di bidang hortikultura, BBPOPT telah melakukan berbagai kegiatan, termasuk kajian tentang perlakuan uap panas atau Vapor Heat Treatment (VHT) untuk disinfestasi lalat buah pada mangga gedong yang akan diekspor ke Jepang. Melalui kerjasama Indonesia-Jepang, teknologi VHT ini diharapkan dapat membuka peluang ekspor buah Indonesia ke pasar internasional.
Pertemuan tersebut tidak hanya membahas masalah teknis terkait peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) hortikultura, tetapi juga membahas strategi untuk memperluas ekspor mangga Indonesia ke Jepang. Hal ini didukung oleh sumbangan alat VHT dari Jepang pada tahun 1987, yang menjadi bagian dari kerjasama persahabatan antara kedua negara.
Wakil Ketua MPR, Sjariefudin Hasan, mengucapkan terimakasih atas sambutan dan penerimaan yang baik dari BBPOPT, Ia menyampaikan pentingnya sektor pertanian dalam meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia melalui peningkatan ekspor pertanian, seperti mangga. Dengan kerjasama antara pemerintah, BBPOPT, dan pelaku usaha seperti Mr. Otake dari Jepang, diharapkan ekspor mangga dapat menjadi salah satu faktor peningkatan kesejahteraan petani.
Direktur Perbenihan Hortikultura, Inti Pertiwi, menjelaskan bahwa ada 10 provinsi penghasil mangga di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk ekspor. Namun, ada syarat ketat yang harus dipenuhi, syarat yang utama adalah komoditas mangga ekspor harus terbebas dari lalat buah dan melalui mekanisme Vapor Heat Treatment (VHT).
Diharapkan, kunjungan ini tidak hanya sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dan lembaga terkait, tetapi juga sebagai langkah konkret untuk meningkatkan ekspor pertanian Indonesia, khususnya mangga, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.