Karawang, 26 Juni 2024 - Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) di Karawang terus berlanjut, hari ini Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), bersama-sama dengan pemerintah daerah dan Petani di Kecamatan Cibuaya desa Jayamulya, bahu-membahu dalam memerangi OPT khususnya tikus, yang menyerang tanaman padi mereka.
Acara Gerdal diawali dengan bimbingan teknis, Kepala Desa Jayamulya Carwadi, mengatakan bahwa pihaknya merasa terpanggil dengan adanya keluhan para petani terkait adanya serangan hama tikus, untuk itu Ia bersama-sama POPT, PPL, UPTD dan BBPOPT berinisiatif mengadakan gerakan pengendalian.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada para petani, petugas, UPTD dan BBPOPT yang telah bersama-sama bergerak untuk mengendalikan hama tikus, gerakan ini bersifat jangka pendek sedangkan untuk proyeksi jangka panjang, kami telah merumuskan Peraturan Desa (Perdes) tentang pelestarian burung hantu sebagai musuh alami tikus, sehingga upaya perlindungan tanaman bersifat terus menerus”, ucap Carwadi.
Camat Kecamatan Cibuaya, Agus Somantri yang turut hadir dalam acara menyampaikan apresiasi kepada semua yang hadir, Ia sangat mendukung dibentuknya Perdes Pelestarian Burung Hantu, insyaAlloh melalui Perdes ini kelestarian alam terjaga tikus terkendali, dan Cibuaya akan indah pada waktunya”, tutupnya.
Pada kesempatan yang sama Kepala UPTD Cibuaya, M Abdul Wahid menuturkan, kegiatan ini adalah sebuah sinergi yang baik antara petani, petugas, dan pemerintah desa, “Cibuaya dikenal sebagai salah satu daerah Endemis tikus sehingga gerakan pengendalian harus bersifat terus menerus dengan adanya Perdes ini, petani bisa tidur nyenyak sementara burung hantu bekerja secara otomatis mengendalikan tikus”, ujarnya.
Terpisah kepala BBPOPT Yuris Tiyanto, bersyukur gerakan pengendalian yang telah Ia lakukan pada Minggu kemarin di Karawang langsung ditindak lanjuti oleh petani secara swadaya. “ Alhamdulillah kunjungan lapang kami Minggu kemarin baik itu bimtek maupun gerdal direspon baik oleh petani, mereka secara swadaya dan bersama-sama telah melakukan aksi lanjutan”, ungkapnya.
Yuris berharap agar kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai disini, tetapi terus berlanjut hingga masalah hama bisa tuntas, “melalui kegiatan ini mari kita tingkatkan kewaspadaan terhadap OPT, ingat bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati”, imbuhnya.
Ia melanjutkan, “Kami sendiri secara periodik sudah merilis angka prakiraan serangan OPT, sebagai bentuk Early Warning System (Sistem Peringatan Dini), yang kami sebarkan melalui surat langsung maupun secara online melalui aplikasi Sistem Forecasting OPT Nasional (SIFORTUNA), kami yakin bila kita kompak dan bersinergi, maka OPT akan bisa dikendalikan dan petani bisa panen”, terang Yuris.
Terkait gerakan ini ketua Poktan Sumberjaya Dayat, menyambut dengan senang hati, Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat dinantikan, sebab serangan tikus sudah mulai meningkat, sehingga pengendalian secara massal perlu segera dilakukan, agar petani bisa tetap panen.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada kepala desa, UPTD dan khususnya BBPOPT yang selain mendampingi dalam gerdal, BBPOPT juga memberikan ilmu, yang mana pemahaman kami menjadi bertambah, insyaAlloh dengan bekal ilmu yang kami dapatkan, kami siap untuk mengendalikan tikus dan OPT lainnya”, tandas Dayat.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman berkomitmen bahwa pemerintah akan terus mendukung petani dalam menghadapi tantangan ini. Sinergi antara pemerintah dan petani harus selalu terjaga dan mutlak diperlukan, hal tersebut adalah kunci dalam mengatasi masalah OPT.
Senada dengan Mentan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memberikan dukungan kepada daerah-daerah yang terkena serangan OPT. "Bantuan sarana pengendali telah kami kirim ke lokasi yang terdampak, petugas-petugas yang bisa diandalkan sudah kami siapkan, sehingga OPT bisa segera dikendalikan," tuturnya.