Karawang, 14 Juni 2024 - Sebagaimana diketahui Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada tahun 2024 ini telah menargetkan perluasan areal tanam padi sebesar 1,82 juta hektar, terkait hal tersebut Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) siap mendukung dan mensukseskan target yang dimaksud.
Salah satu bentuk kesiapan diri dalam mendukung target yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian adalah dengan mencetak petugas yang handal, maka pada Jumat, 14 Juni 2024 BBPOPT menggelar kegiatan In House Training (IHT) dengan tema “Peningkatan Kapasitas Fungsional dalam Bidang Pengamatan, Peramalan, dan Pengendalian OPT”. Acara ini dibuka langsung oleh Kepala BBPOPT Yuris Tiyanto, dan diikuti oleh seluruh Fungsional POPT BBPOPT.
IHT ini diselenggarakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas pejabat fungsional POPT dalam penanggulangan hama dan penyakit tanaman yang menjadi fokus utama BBPOPT. Dalam sambutannya, Yuris Tiyanto menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan BBPOPT dalam menghadapi tantangan penanggulangan hama penyakit tanaman yang semakin kompleks dan beragam.
"Melalui In House Training ini, kami berharap para pegawai dapat memperdalam pengetahuan mereka dalam identifikasi, diagnosa, serta strategi penanganan terkini terhadap berbagai Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang mengancam hasil pertanian kita," ujar Yuris.
Yuris menerangkan bahwa konsep IHT ini berbeda dengan yang biasa dilakukan, IHT yang kami laksanakan menggunakan prinsip learning by doing, dimana petugas ditingkatkan kapasitas kinerjanya sekaligus memberdayakan petugas fungsional untuk mengamanksn produksi lahan pertanian BBPOPT yang luasnys 15 ha. Jadi mereka belajar dan mempraktekkan nya langsung di lapangan, ilmu yang didapat bisa diterapkan dan dirasakan manfaatnya sehingga mereka juga akan lebih paham.
Lebih lanjut, Yuris menjelaskan bahwa OPT merupakan salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan gagal panen dan kerugian ekonomi yang besar bagi para petani. Oleh karena itu, penting bagi BBPOPT untuk memiliki pegawai yang kompeten dalam bidang pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT agar dapat membantu para petani dalam mengendalikan OPT dan meningkatkan hasil panen.
Selain itu, IHT juga dirancang untuk memperkuat sinergi antar bagian di BBPOPT agar dapat lebih responsif dalam memberikan solusi dan rekomendasi yang tepat waktu kepada para petani dan pemangku kepentingan terkait.
"Kami percaya bahwa peningkatan kompetensi ini akan berdampak positif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan OPT, sehingga mampu mendukung ketahanan pangan nasional," tandas Yuris.
Kegiatan In House Training ini akan berlangsung selama 6 bulan dengan menghadirkan pakar OPT dan praktisi pertanian. Para peserta diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapat langsung dilaksanakan dalam tugas sehari-hari mereka di lapangan.
Dengan dibukanya IHT ini, BBPOPT semakin mengukuhkan komitmennya dalam menjaga kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berkompeten dalam mendukung sektor pertanian Indonesia. Sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada para petani dan pemangku kepentingan lainnya.