Karawang, 19 April 2024 - Kementerian Pertanian senantiasa tanggap merespon dinamika yang terjadi di lapangan, hari ini Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) mengambil langkah nyata untuk membantu petani dalam mengatasi serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) khususnya penggerek batang padi.
Sebanyak 75 orang hadir dalam kegiatan Bimbingan Teknis dan Gerakan Pengendalian di 2 desa yakni Jayamakmur dan Kemiri kecamatan Jayakerta kabupaten Karawang, turut hadir perwakilan dari Direktorat Perlindungan Tanaman, Dinas Pertanian, Satpel Wilayah 2 Jabar, POPT, PPL dan para perangkat desa.
Guna memantapkan gerakan pengendalian terlebih dahulu diadakan bimbingan teknis, bertindak sebagai Narasumber adalah Yadi Kusmayadi POPT Madya BBPOPT, Yadi menjelaskan bahwa titik kritis dari pengendalian penggerek adalah pada pase pesemaian, apabila pengendalian di pesemaian tuntas maka resiko serangan penggerek bisa dihindari atau paling tidak serangan ringan, sehingga memudahkan kita pada pengendalian berikutnya.
Lebih lanjut Ia menerangkan tentang cara aplikasi pestisida yang benar dan bijaksana agar pengendalian bisa efektif dan efisien setidaknya ada 6 kaidah tepat yang harus dipenuhi, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat sasaran, tepat dosis dan konsentrasi, tepat waktu dan tepat cara. Pada kesempatan itu disinggung pula mengenai tatacara pemakaian alat pelindung diri.
Setelah kegiatan bimbingan teknis selesai gerakan pengendalianpun dimulai, tampak para peserta sangat antusias dan bersemangat dalam melakukan aksinya, berbekal handsprayer dan pestisida bantuan pemerintah, mereka mulai melakukan penyemprotan, dari rumpun ke rumpun dari petak ke petak, hingga selesai sudah acara pengendalian.
Salah satu peserta gerdal sekaligus ketua kelompok tani Jayamakmur bernama Ujang mengungkapkan kabahagiaanya, Ia merasa terbantu dengan adanya bimbingan teknis dan gerakan pengendalian ini, karena selain OPT terkendali ada juga ilmu dan pengalaman yang Ia dapatkan, Ujang sangat berterimakasih kepada Kementerian Pertanian dan berharap kedepan kegiatan seperti ini harus sering dilakukan.
Sebagaimana kita ketahui menteri pertanian Andi Amran Sulaiman sangat konsen terhadap kesejahteraan dan harapan para petani, termasuk dalam hal OPT, dari jauh hari Ia telah memberikan arahan agar seluruh jajaran Kementerian Pertanian sigap dan bergerak di lapangan, semua petugas harus aktif melakukan pendampingan kepada para petani dan memberikan solusi cepat serta tepat terhadap setiap permasalahan petani.
“Kita sedang menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu, akan banyak virus dan hama penyakit yang menyerang, belum lagi kekeringan. Jadi kita harus sigap untuk memberikan respon cepat pada apapun keluhan petani,” tegas Amran.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, menyoroti betapa pentingnya langkah-langkah pencegahan dalam menghadapi serangan OPT dan perubahan iklim. Ia menyebutkan berbagai tindakan strategis telah diambil untuk melindungi pertanian dan ketahanan pangan nasional.
Diungkapkan oleh Suwandi bahwa Kementerian Pertanian tidak tinggal diam dalam menghadapi OPT, "Permasalahan OPT dan perubahan iklim ini harus menjadi perhatian kita semua. Kita harus bekerja keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan, khusus untuk OPT mari kita selesaikan, jangan ada kata gagal panen, petugas harus bersinergi dengan petani, lakukan pengamatan dan pendampingan, pastikan bahwa petani bisa menuai jerih payah mereka" terang Suwandi.
Merespon arahan Menteri Pertanian dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, kepala BBPOPT, Yuris Tiyanto telah melakukan tindakan kongkrit dan mengambil beberapa langkah penting, diantaranya menyebarkan buku ramalan yang berisi angka prakiraan serangan OPT baik hardcopy maupun soft copy ke seluruh provinsi di Indonesia, serta surat kewaspadaan untuk daerah prioritas yang disinyalir akan mengalami serangan OPT tinggi.
Langkah selanjutnya adalah menerjunkan tim pengamanan produksi ke daerah yang rawan atau terdampak serangan OPT, dimana tim bertugas untuk memberikan bimbingan teknis kepada petani maupun gerakan pengendalian seperti halnya dilakukan pada hari ini. Selain itu pihaknya juga mengirimkan petugas pengamatan ke beberapa daerah untuk memonitor perkembangan OPT di lapangan, hasil dari pengamatan tersebut akan menjadi saran tindak pengendalian kedepan, insyaAlloh dengan komitmen dan dukungan semua pihak gerakan ini akan berhasil, tutup Yuris.