Surabaya, 7 Mei 2025 - Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) meluncurkan Sistem Informasi Forecasting OPT Nasional (Sifortuna) versi 2 dalam acara Bimbingan Teknis P3OPT yang diselenggarakan di Surabaya hari ini. Aplikasi inovatif ini diharapkan menjadi solusi strategis dalam menghadapi tantangan perlindungan tanaman seiring dengan perluasan areal tanam melalui program Luas Tambah Tanam (LTT), termasuk di Provinsi Riau.
Acara peluncuran Sifortuna ini dihadiri oleh Kepala UPT, pejabat dan staf UPT, serta POPT lingkup Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Timur (BPTPH) Jawa Timur.
Kepala BBPOPT, Yuris Tiyanto yang juga menjabat sebagai Penanggung Jawab Satgas Swasembada Pangan Provinsi Riau, menekankan pentingnya perlindungan tanaman yang sistematis dalam mendukung target LTT. "Dengan semakin luasnya areal tanam dan terbatasnya jumlah Petugas POPT di lapangan, pemanfaatan teknologi pengamatan OPT berbasis Citra Satelit menjadi krusial," ujarnya. Sifortuna versi 2 hadir sebagai jawaban atas tantangan ini, menyediakan akses informasi peramalan OPT secara real-time, gratis, dan mudah diakses oleh semua kalangan.
Lebih lanjut Yuris menjelaskan bahwa Sifortuna bukan hanya sekadar sistem informasi, tetapi juga merupakan terobosan BBPOPT dalam meningkatkan standar kualitas pelayanan peramalan. Aplikasi ini dirancang untuk memberikan informasi Early Warning System (EWS), membantu perencanaan anggaran pengendalian OPT, perhitungan potensi kehilangan hasil, hingga mendukung program Asuransi Usahatani Padi.
Sebagai platform terbuka, Sifortuna menawarkan berbagai keunggulan seperti tampilan interaktif, integrasi data dengan peta, fitur simulasi potensi kehilangan hasil, kalkulator OPT, serta sistem peringatan dini (Early Warning System). Aplikasi ini juga ramah untuk perangkat mobile dan dilengkapi pustaka digital OPT yang sangat membantu bagi petugas maupun petani.
Aplikasi ini menjadi inovasi strategis untuk mendukung Gerakan Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) menuju peningkatan Luas Tambah Panen (LTP), khususnya di Provinsi Riau yang dipimpin langsung oleh dirinya. “Inovasi ini sejalan dengan visi Bapak Menteri dalam gerakan LTT untuk mengoptimalkan teknologi dalam mencapai target produksi berkelanjutan menuju swasembada.” pungkas Yuris.
Program Swasembada Pangan sendiri merupakan salah satu prioritas nasional di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang menargetkan peningkatan produksi dalam negeri secara signifikan.
Dukungan datang dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Yudi Sastro, yang menyatakan, “Saya menilai aplikasi Sifortuna yang dikembangkan oleh BBPOPT adalah bentuk komitmen dalam transformasi digital sektor pertanian. Dengan integrasi data real-time dan jangkauan seluruh provinsi di Indonesia, aplikasi ini akan mempercepat deteksi dini dan respons OPT serta mendukung keberhasilan LTT”, tuturnya.
Kepala BPTPH Jawa Timur, Puji Sanyata menyambut baik peluncuran Sifortuna dan menyatakan kesiapannya untuk mendukung pengembangan lebih lanjut aplikasi ini. " Keterbatasan SDM POPT di Jatim menjadi masalah serius. Kehadiran Sifortuna memudahkan monitoring dan perencanaan. Kami optimis Sifortuna akan sangat membantu kinerja POPT di lapangan," katanya.
Antusiasme juga datang dari para peserta bimtek. Haryani Fitriawati, POPT Kabupaten Sidoarjo, mengapresiasi hadirnya pustaka OPT dan fitur monitoring yang dinilai sangat membantu kewaspadaan dan kesiapan POPT di lapangan bahkan bagi POPT pemula. Sementara Saiful Rozaku, POPT Kabupaten Bangkalan, berharap cakupan aplikasi diperluas hingga tingkat desa untuk menunjang efektivitas kerja di wilayah-wilayah dengan cakupan kecamatan yang luas.